Bakar batu merupakan salah satu tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Papua. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur atau kegembiraan, biasanya dilakukan untuk memperingati suatu peristiwa. Hari Raya Natal menjadi momen dilakukannya bakar batu, karena sebagian besar masyarakat Papua menganut agama Kristen. Sehingga, pada perayaan hari raya tersebut dilakukan kegiatan bakar batu.
Bakar batu dilakukan dengan cara membakar tumpukan batu yang telah disiapkan sebelumnya dengan menimbun bongkahan batu dengan kayu. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh pria.
Disaat yang sama, mama-mama (sebutan untuk ibu) menyiapkan bahan makanan yang akan dibakar. Biasanya bahan makanan yang dibakar yaitu daging babi, ubi, dan sayur. Bahan makanan tersebut kemudian ditempatkan pada lubang di dalam tanah yang dasarnya telah diberi alas daun pisang. Dan kemudian ditutup lagi dengan daun pisang.
Setelah tumpukan batu memanas, bongkahan batu tersebut satu persatu dipindahkan ke atas bahan makanan yang telah ditutup dengan daun pisang tersebut.
Proses inilah yang membuat makanan menjadi matang, yakni akibat tumpukan batu panas yang berada di atas bahan makanan. Setelah beberapa saat aroma matang dari bahan makanan sudah keluar, batu panas kembali dipindahkan ke tempatnya di bakar. Dan makanan pun siap untuk dimakan bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar